Tunarungu (Hearing impairment)
Tunarungu adalah berkurang atau hilangnya fungsi dari
pendengaran. Kelainan ini bisa diderita karena gangguan, kerusakan atau tidak
berfungsi organ-organ utama pendengaran.
Seseorang yang tidak atau kurang
mampu dalam mendengar suara dikatakan tunarungu. Ketunarunguan dibedakan
menjadi dua kategori, yaitu tuli (deaf) dan kurang dengar (hard of hearing).
Tuli adalah mereka yang indra pendengaranya tidak berfungsi lagi. Sedangkan
kurang dengar adalah mereka yang indra pendegaranya mengalami kerusakan ,
tetapi masih mampu berfungsi untuk
mendengar, baik
dengan ataupun tanpa alat bantu dengar / hearing aids (Andreas Dwidjosumarto, 1990).
dengan ataupun tanpa alat bantu dengar / hearing aids (Andreas Dwidjosumarto, 1990).
Anak tunarungu adalah anak yang mengalami kekurangan atau
kehilangan kemamapuan dalam mendengar, yang disebabkan oleh kerusakan atau
tidak berfungsinya alat pendengaran sehingga ia mengalami hambatan dalam
perkembangan bahasanya. Ia memerlukan pendidikan dan bimbingan khusus untuk
mencapai kehidupan lahir batin yang
layak (Mufti Salim, 1984).
Tunarungu
disebabkan oleh beberapa hal, yang bisa diklasifikasikan sebagai berikut:
Sebelum kelahiran (prenatal). Sejak dalam
kandungan janin sudah mengalami kelainan bawaan dari bapak atau ibunya,
kecelakaan atau benturan pada perut ibu saat hamil, penyakit yang di derita
ibu, dan bisa juga karena pengaruh obat-obatan yang di konsumsi ibu saat hamil.
Gb. Ibu hamil yang menderita penyakit
Saat kelahiran
(natal). Saat proses kelahiran adalah proses yang rawan. Karena kesalahan dalam
proses persalinan dapat menyebabkan hal buruk yang berdampak bagi perkembangan bayi
kedepanya. Seperti ibu mengalami kesulitan dalam melahirkan bayinya sehingga proses persalinan dilakukan
tidak sewajarnya (kelahiran Caesar, persalinan dengan menggunakn alat bantu
penyedot ataupun alat lain) dan prematuritas ( kelahiran yang kurang dari
waktunya).
Gb. Kelahiran bayi prematur
Setelah kelahiran (postnatal).
Faktor Setelah kelahiran umumnya terjadi gangguan, kecelakaan yang
menyebabakan kerusakan alat dengar
bagian dalam, pemakaian obat-obat otoksi pada saat bayi atau anak-anak .
Penderita tunarungu sulit dibedakan dengan orang noramal
secara fisik. Karena dia mengalami gangguan organ dalam telinga. Kita dapat
mengetahui ketunarunguan seseorang saat kita mengajaknya berkomunikasi, dia
akan tampak sedikit membungkuk, mendekatkan telinganya ke sumber suara atau
bahkan tidak merespon perkataan sama sekali.
Sumber: Soemantri, Sutjihati.1996. Psikologi anak luar biasa .Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar